Kamis, 21 Januari 2010

Sifat/sikap Malas

Sifat malas adalah tikarnya iblis. Bila kita membiarkan sifat malas ini dgn tidak berusaha memeranginya, maka tikar itu akan semakin lebar, sehingga semakin nyaman iblis bersemayam di atasnya. Kita akan menjadi semakin sulit keluar dari sikap malas itu dan hancurlah kita setinggi apapun ilmu kita, karena akan berakhir tanpa diamalkan.

Seringkali kita telah paham tentang ajaran agama, kita sudah paham betul manfaatnya bagi kita, namun seringkali sikap malas melingkupi kita. Kita cenderung menunda waktu, kita cenderung menuruti rasa kantuk, menunda-nunda pekerjaan, padahal kita sudah tahu bahwa seringkali kesempatan tidak datang dua kali, kita sudah paham makna surat Al-Ashr, seringkali kita terjebak pada “hanya ngomong tanpa berbuat”.

Bila kita mengingat sang Pembawa Risalah, Muhammad SAW; begitu sempurnanya akhlaq beliau. Tidak ada waktu yang tersia-siakan; sehingga dalam waktu hanya 23 tahun, beliau mampu membalik keadaan masyarakat. Sungguh besar manfaat keberadaan beliau di tengah-tengah masyarakat. Beliau adalah seorang pemberani, seorang panglima perang teladan, beliau adalah seorang pedagang teladan, beliau adalah seorang guru teladan, beliau adalah seorang suami teladan, beliau adalah seorang Ayah teladan, beliau adalah sorang anak teladan, beliau adalah seorang imam sholat teladan, beliau adalah tetangga teladan, beliau adalah teman/sahabat teladan, beliau adalah seorang kepala negara teladan.

Semua itu menggambarkan bahwa tiada sifat malas sedikit pun, sehingga layaklah beliau menjadi “uswatun hasanah” bagi seluruh manusia setelahnya. Beliau adalah gambaran Khalifah di muka bumi yang sempurna, sehingga beliau menjadi rahmat bagi seluruh alam. Beliau adalah Al-Qur’an berjalan.

Barang siapa diantara kita ingin sukses hidup di dunia sampai akhirat, maka berusaha meneladani beliau adalah merupakan satu-satunya pilihan. Berusaha meneladani akhlaq beliau berarti menghidupkan nur-risalah beliau. Apabila kita berhasil memancarkan nur-Muhammad dalam kehidupan kita, maka seluruh alam akan melayani kita. Karena memang untuk itulah semua ini diciptakan.

Semoga kita mampu mempersempit “tikar iblis” itu dengan cara memerangi sikap malas kita, agar kita bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amiin.
Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa alihi wa shahbihi ajma’iin.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda