Kamis, 21 Januari 2010

Bangkit dari Patah Hati

Kerap kali kami menerima pertanyaan dari sahabat-sahabat BJ tentang bagaimana menenangkan hati yang gundah karena putus cinta. Apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara aku mensikapinya, sementara aku masih sayang padanya? Dunia laksana remuk redam saat dia meninggalkanku, bagaimana bangkit dari keterpurukan ini?.. Dan berbagai macam curhat yang kami terima seputar ini.

Yang jadi masalah, kerap para sahabat yang patah hati beranggapan bahwa tak ada lagi dambaan hati selain pujaannya. Hidup laksana tidak berarti tanpanya. Jika diarahkan untuk belajar melupakannya, memang menerima tetapi saat yang sama hatinya berbisik, adakah cowok atau cewek selainnya? (padahal yang dipikirn, udah ga mikirin dia, atau malah sudah bersenang-senang dengan pasangan barunya). Tapi apakah memang harus seekstrem itu? Seolah-olah di dunia ini tidak ada lagi orang selainnya.

Hal seperti ini muncul adalah karena ego yang dituruti dan kekurangsadaran bahwa hidup ada yang mengatur. Hidup bukan atas kehendak kita sendiri. Jika kita sadar bahwa Allah lah yang mengatur apapun dan telah menskenariokan semuanya, maka kita pasti akan legawa. Oke, kesedihan saat putus pasti ada, tapi apakah dibenarkan berlarut dalam kepedihan itu? Apalagi jika sampai membuat putus asa dan menterbengkelaikan semua aktifitas?

Segera bangkit dari keterpurukan itu, hal yang tak perlu berlarut dalam kesedihan, lupakan masa lalu, jadikan dan ambil pelajaran hidup berharga agar tidak terulang lagi hal yang sama. Jangan termakan kata-kata Ronggowarsito yang menyatakan dunia hanya selebar daun kelor, bisa-bisa otak kita juga cuma selebar itu saja. Tapi tanamkan mental qur'an di hati kita, (wa ardhullohi waasi'ah) dan bumi Allah itu luas. So, tata kembali hidupmu saat terjebak masalah ini, tertibkan agendamu yang berserakan, jika perlu, tutup agenda lama dan buka agenda baru. Cukup sehari saja basahi bantal dengan airmatamu, setelah itu, angkat kepalamu, tatap cakrawala hidup baru, yang telah lewat, tak akan pernah kembali, jangan bawa juga kebencian dalam hatimu. Benci pasti ada, tapi jangan terlalu dalam juga, karena rasa benci itu juga yang kerap menghalangi langkahmu menuju masa depan.

Catat kalimat sederhana ini, jika memang dia lepas dariku, maka dia adalah bukan yang terbaik untukku. Karena memang Allah Maha Tahu apapun yang terbaik bagi kita. Selama kita tekun dan pasrah hati menghambakan diri pada-Nya, maka ingat, selama itu pula Alloh tidak akan mensia-siakan kita.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda